Hampir 2 hari kemarin di twitter ada perdebatan mengenai RUM, dan seperti postingan blog boenda yang ini perdebatan di dunia twitter seringkali memunculkan kehebohan sendiri. As always, kepo dong boenda jadinya. Kepo gimana sih awal mula bisa heboh-heboh gini, mpe akhirnya kemarin pagi dapet penjelasan a-z dari seorang emak yang cukup bisa dipercaya validitasnya *nyengir kuda* *lo kate, penelitian pk validitas sgala!* Hehe seru sih, sampai ada yang mencurahkan segala kekesalannya di blog pribadinya. Dalam hal ini, boenda ga ikutan heboh cukup jadi pengamat ajah, dan b’ah oh ria mbil senyam senyum baca si fulan ngetwit begini yang satu lagi ngetwit begitu, yang lain ngetwit begono.. Yaaaahh berwarnalah!
Mungkin ya (this is pure my humble opinions, please correct me if im wrong) pemicu awal kehebohan berawal dari bbman seseorang kepada orang lainnya u/urusan kesehatan anak. Yang kemudian memunculkan kalimat “lo ga belajar ya” lalu kemudian, kebetulaaaaannn ada yg ngetwit “…step impactnya macem2…” laluuu muncul twit dari seseorang yg sampe keluar kalimat “belajar setengah-setengah” daaaaannn heboh sudah! menjalar kemana-mana, menjalar ke orang-orang yg mulanya ga bersangkut paut secara langsung.
Itulah,… inti pointnya sih sbenernya judgment yg melewati batas. Setiap ibu, pastilah melakukan usaha yg terbaik untuk kesehatan anaknya, mau RUM atau IRUM semuanya dilakukan atas nama “cinta ke anak” dan entah kenapa, apapun yang berhubungan dengan anak, seperti ada dorongan “moms unite”, rata-rata seorang ibu pasti peduli dengan kondisi anak lain, walau itu bukan anaknya sendiri, betul? Masalahnyaaa, kadang kepedulian ini, ga tau waktu dan disampaikan dengan bahasa yang kurang bijak. yang diperdulikan juga kadang, jadi esmosi sendiri. Nah lho kaaan jadinya crash deh.
Mengenai RUM ini sendiri sih, seperti yang pernah boenda tulis disini dari pengalaman yang sudah-sudah menghadapi kesehatan Aira, selama kita tau kondisi-kondisi ke-gawat darurat-an yakin ajah! yang tau betul kondisi si anak, adalah kita sendiri. yang menghadapi langsung si anak, ya kita sendiri! kita yang nentukan apakah anak tersebut harus segera dibawa ke dokter/ga based on pengetahuan kita soal kondisi gawat darurat tadi itu. Orang lain? kurang bijaklah kalo langsung kasih judgement tertentu tanpa melihat langsung kondisi anak.
Disinilah, IMHO, memang suatu keharusan buat para ibu dimanapun *termasuk mengingatkan diri boenda sendiri* untuk terus apdet ilmu. Ilmu kesehatan anak, ilmu parenting, ilmu berkomunikasi dan ilmu-ilmu lainnya. Siapa yang kemudian diuntungkan? tentu si anak juga pada akhirnya tho! hyuk ah mariii terus belajar,…
proses pembelajaran memang suatu proses panjang sepanjang hayat *lap keringet*
with love =)
-siBoenda-
*sssttsss sebenernya ada kehebohan lain, yang menurut boenda harusnya ini yang panjang perdebatannya. Mosok ada yang ng-twit Rasulullah itu pengidap schizophrenia!! (esmosi.com)