babling, dunia aira

“Berbeda” dengan cinta….

Aira anakku,

kelak, janganlah engkau kaget bila mendengar dan menyaksikan negeri ini dilanda kerusuhan

negerimu ini memiliki aneka ragam suku bangsa, agama, bahasa, ras dan golongan

karenanya banyak sekali perbedaan yg ditimbulkan

Aira anakku,

janganlah engkau takut, di saat terjadi kerusuhan yg mengakibatkan korban jiwa melayang

negeri ini sudah banyak sekali dilanda hal tersebut, nak

tetapi negerimu tetap berdiri, karena apa, sayang?

karena masih banyak orang baik di negeri ini

Aira anakku,

sudah menjadi fitrahnya, nak

dimana ada perbedaan disitulah potensi masalah ada

tinggal bagaimana cara meminimalisir potensi munculnya masalah

mungkin kelak telingamu akan akrab dengan istilah “toleransi”

toleransi, menjadi “istilah sakti” bagi sebagian orang untuk meminimalisir potensi masalah

janganlah bingung, nak…

di saat engkau dapat menghargai pemikiran dan keyakinan orang lain tanpa mengusik pribadi dan melakukan tindakan semena-mena terhadap orang tersebut, disitulah engkau bertoleransi

tetapi ingat, nak

jangan karena atas nama dan demi nama “toleransi” engkau menerabas batas-batas yg Allah tetapkan, sayang…

itu sama saja mengikis akidahmu perlahan-lahan hingga kemudian dapat hilang tak berbekas

na’udzubillah min dzalik!

Aira anakku,

Boenda berharap kelak engkau dapat menjadi sosok yg lebih baik lagi dari boenda dalam menghadapi perbedaan

lebih baik lagi dalam mengatasi masalah

dengan demikian engkau dapat merasakan kedamaian

dan kedamaian itu, sayang…

dapat mendatangkan kebahagiaan

” Stand for what you believe, fight for your values, compromise not on your principles. And pray to Allah to show you the right path. ”

(Alyah Zul Iffah)

 

 

with love,

-siBoenda-

dunia aira

Rumahku, sekolahku….

Minggu sore, alhamdulillah boenda bisa nonton tayangan ulang Kick Andy yg temanya tentang pornografi pada anak. Awal mulanya sih, pingin banget nonton karena episode tersebut sebelum naik tayang sempet membuat “heboh”, konon si presenter mengusir Dewi Motik saat proses rekaman.Pingin liat kaya apa sih tayangannya sampai membuat Dewi Motik jengah =)

Believe or not, sepanjang tayangan boenda merinding! iyah merinding mendengar pengakuan dari 3 narasumber dan apa-apa yg dijelaskan oleh ibu Elly Risman, Psi. Betapa dasyatnya hasil karya tayangan-tayangan pornografi, yang anak SD pun sudah mulai berperilaku tidak senonoh. Hal tersebut banyak yg disebabkan oleh kelalaian orangtua. Duh Gusti…

Ada banyak kalimat ibu Elly yang cukup terbenam dalam di pikiran boenda. Salah satunya kurang lebihnya:

“……banyak fenomena dimana anak itu di sub-kontrakkan….”

#jleb

di sub-kontrakkannya bagaimana?

misal: Orangtua seperti terlenakkan dengan bermunculannya sekolah-sekolah agama. Mereka, dengan menyekolahkan anaknya ke sekolah agama tersebut, menjadi lalai menganggap “tuntas” sudah kewajiban mereka memberikan pondasi dasar kehidupan anak.

Ini menjadi tamparan untuk boenda yg telah men-sub-kontrakkan Aira. Mengingatkan kembali pada tulisan yg pernah boenda baca bahwa rumah adalah madrasah pertama dan utama untuk anak-anak. Sekolah pada hakikatnya adalah lingkungan pendukung apa-apa yg diajarkan di rumah.

Sewaktu di Jakarta kemarin, boenda sempat “ditegur” oleh ayah gaeknya Aira perihal memasukkan Aira ke montessori school. Saat itu boenda jawab singkat “ga ada sekolah berbasis islam untuk seumuran Aira, pa..adanya mulai dari jenjang playgroup”

Benar adanya kok, alasan tersebut ga dibuat-buat. Boenda sudah mencari informasi mengenai sekolah-sekolah untuk umur 2 tahun kebawah. Hasilnya, memang tidak ada yg berbasis pendidikan agama. Sekolah yg menyediakan kelas usia 2 tahun kebawah adalah sekolah umum yg mengadaptasi pola pendidikan luar negeri. Akhirnya dari diskusi dengan ayah, kami sepakat memasukkan Aira ke montessori school. Kami sepakat, bahwa nilai-nilai dasar kebaikan sifatnya universal bisa didapat dimana saja.

Semoga keputusan kami memasukkan Aira ke sekolah formal sejak dini, tidak membuat kami memiliki dalih pembenaran untuk “mangkir” dari tugas kami menjadikan rumah sebagai sekolah pertama dan utama untuk Aira….

*Aira anakku, jika kelak engkau baca tulisan ini,..percayalah keputusan kami menyekolahkanmu bukan karena kami bosan mendidikmu. Kami ingin memberikanmu suasana dengan nuansa selain lingkungan rumahmu. Membuatmu terbiasa bersosialisasi dengan orang lain, belajar berbagi, dan menerapkan apa-apa yang kami ajarkan dan tanamkan pada dirimu*

with love,..

-siBoenda-

dunia aira

Permisi, Tolong, Maafin Ayi….

 

” Nunda, tolong pupaaa”

permisi ayah…”


Alhamdulillah sejak 2 bulan terakhir, Aira cukup “hafal” membiasakan melafalkannya. Ia akan berkata “tolong” di saat hendak menyuruh orang lain melakukan sesuatu untuk dirinya. Akan berkata “permisi” di saat berjalan melewati orang lain. Dan mengucap “terimakasih” saat telah dibantu atau setelah diberikan sesuatu oleh orang lain.

Untuk kata “maaf”, Aira belum terbiasa melafalkannya, sesekali saja ia mengucap “maafin ayi..”. Walau kami (ayah dan boenda) cukup sering memperlihatkan permintaan maaf kami di saat melakukan kesalahan terhadapnya. Mungkin konsep “maaf” bagi Aira masih terlalu abstrak. Berbeda dengan kata-kata sebelumnya.

Adalagi kebiasaannya yang sering muncul akhir-akhir ini. Aira cukup terbiasa melafalkan “minta” dan “pinjam”. Dan tampaknya, sedikit banyak Aira mulai ‘ngeh’ perbedaan antara kedua kata tersebut. Biasanya, ia akan mengatakan “minta” untuk sesuatu yg ia makan atau ia minum dan mengatakan “pinjam” untuk barang. Misal seperti tadi malam, ia mengatakan: ” nunda, pinjam bebenya” .

Dari apa yg telah boenda baca dan alami terbukti memang menciptakan kebiasaan baik pada anak, bukanlah proses yg instan. Aira juga sesekali masih harus diingatkan “eeehh, tolongnya mana?” yah, namanya juga anak-anak..

Namun IMHO, pelajaran penting yg wajib diingat adalah menjadikan apa-apa yg hendak kita ajarkan ke anak sebagai bagian dari keseharian kita, orangtuanya.

Bila menginginkan anak kita gemar membaca, maka perlihatkanlah bahwa kita pun gemar membaca. Bila menginginkan anak berperilaku sopan, maka perlihatkanlah wujud perilaku sopan tersebut, dengan memperlakukan anak secara sopan utamanya (misal tidak merebut paksa suatu barang yg kita khawatirkan dampaknya bila dipegang anak.) Bila menginginkan anak gemar beribadah, maka perlihatkanlah bahwa ibadah bukan sekedar ritual yg wajib dilakukan dan tuntutan Tuhan, tapi merupakan kebutuhan jiwa dan raga. Begitupun untuk hal-hal lainnya.

Betapa anak benar-benar merupakan sponge hidup yg berjalan, ia dengan sangat mudah menyerap apa-apa yg ada di sekitar. Menjadi pekerjaan rumah kita orangtuanya sebagai teladan, dan cermin yang baik untuk anak-anak kita sampai akhir hayat…….

*sebuah catatan refleksi untuk boenda*

 

-siBoenda-

babling

Mellooow yellowwww,…

@elonamelo: “Kapanpun Allah hendak mengambil amanah-Nya, maka Dia tidak perlu ijin dari siapa-siapa…”

 

#jleb!

 

Setelah semalam melihat-lihat foto Aira dari bayi, dari bulan ke bulan hingga sekarang menjadi gadis cantik. Duh Gustiii betapa waktu cepat sekali berlalu,…

dan pagi ini, usai salat subuh boenda buka TL, innalillahi wa innailahi roji’un telah meninggal Adjie Massaid. Well, boenda bukan siapa2nya Adjie. Tapi berita ini membuat boenda semakin melankolis di pagi buta… Usianya masih muda, ketiga anaknya pun masih kecil. Entah kenapa membuat boenda berfikir “bagaimana kalau yg terjadi pada ayah atau boenda sendiri?” “bagaimana Aira nantinya??”

 

Yaa Rabb,..

*speechless*

 

(T_T)

-siBoenda-

me myself

Ingin ini…ingin itu….

Bingung mau ngapain,…anak sama bapake masih molor, rumah udah beres, tayangan tivi ga ada yg menarik hati, blogwaalkingpun sudah,…ayasutralah mari kita blogposting lagiiihhh v(n_n)v

 

Bisa dibilang, postingan ini pengakuan *jeritan hati* boenda,…tsaaaahhh!!

lagi sesek pingin ini pingin itu,..beneran deh sisi gelapnya boenda lagi KUMAT!!!

Ya, Tuhaaaannn….

 

BELAJAR memprioritaskan sesuatu yg kita BUTUHKAN dengan apa yg kita SUKAI ternyata susah ya

belum tentu apa yg kita SUKAI adalah KEBUTUHAN kita saat ini

apalagi semenjak KPR rumah udah berjalan, beuuuhhhh bener-bener terasa bebatan ikat pinggangnya,

fiuuuhhhh……..

bener-bener harus pinter menempatkan skala prioritas!

 

sebenernya kalau *mau* dipikir-pikir, ga sesek-sesek banget siiihh, apalagi kalau diliatnya dari kacamata “syukur” ayah dan Aira masi bisa sekolah, masih bisa makan enak, tidur enak, pergi jalan, what else?!

 

kata ayah, itulah efek dari keterbukaan dengan dunia luar *baca: dengan dunia maya*

baca referensi ini,..pingiiinnn….

liat yg itu, pingiiinnnn….

apalagi baru diajarin temen belanja yg aman di ebay, sigh racun abish!!

 

jadi ingat lagu doraemon

“ingin ini ingin itu ingin ingin semua, dapat dilakukan, dapat dilakukan dengan kantong ajaib”

 

haha sayangnya, c’est la vie darling!

ga ada yg namanya kantong ajaib

dan ga semua hal bisa lo dapet *dengan mudah*

#notetomyself

 

dunia aira

Lovely Ai (15-19m)

Tampak sudah lama ga apdet bercerita tentang Aira ya,..

Menjelang 20 bulan, gadisnya boenda ini semakin bisa mengambil hati ayah dan boenda, menjadi pelita hati dan salah satu sumber kebahagiaan kami

Perkembangan yang jelas tampak sekali peningkatannya adalah bahasa. Aira sudah lumayan lancar berbicara dalam kalimat yg terdiri dari 3 kata, seperti: “ayah baca koran” tentu  saja peningkatan bahasanya ini memudahkan kami dalam berkomunikasi dengannya, termasuk bila ia sakit. Aira sudah bisa mengatakan “ayi pusing nunda” atau “ayi tadi jatoh” ia juga mulai bisa mengkomunikasikan apa-apa yg menjadi imajinasinya saat menggambar. Sudah mahir berhitung 1-11. Aira juga  mulai mahir berdoa, walau banyaknya hafal awalan dan buntut2 doanya aja. Setidaknya, ia mulai hafal doa untuk kedua orang tua, doa mau makan, doa mau ke kamar mandi, doa mau tidur, dan doa bepergian yg selalu diakhiri  kata “ammiiiinn” dengan intonasinya yg khas. Hafalan lagu-lagu anaknya meningkat pesat. Bukan sekedar hafal lirik lagu, ia juga hafal judul lagu tersebut dengan hanya beberapa intonasi awal lagu *sampai ayah suka main ‘berpacu dalam melodi’ dengan Aira*. Pun demikian, dengan kepinterannya ini, dia semakin bisa menunjukkan apa yang tidak mau dilakukan seperti tidak mau makan ='(

Perkara tidak mau makan ini, seperti sudah menjadi tamu langganan boenda,, pernah Aira suliiiit sekali makan selama 2 minggu. Badannya jadi kurus, maunya cuma ninen. Disaat seperti itu, rasa-rasanya kesabaran yg boenda miliki adalah NOL besar. Selain badan jadi kurus, Aira jadi mudah rewel, dan maunya nempelin boenda terus, padahal kan banyak hal yg harus boenda lakukan. Syukurnya, ga setiap saat sih susah makannya Aira ini kumat. Perkara 2 minggu full susah makan itu juga dikarenakan ada 4 giginya tumbuh serempak. Umumnya, yg biasa terjadi itu pagi / siang Aira ga mau makan, tapi pada sesi makan berikutnya, dia makan sangat lahap. Hehe jadi, kalau lagi kumat, boenda pun terbiasa men-skip 1 sesi makan Aira. Biar Aira belajar mengenal rasa lapar =)

Perkembangan motorik kasarnya juga meningkat, sekarang Aira seneeeeng banget lari ='( dan yah, benar kata dr Herbowo, dikarenakan flat feetnya, Aira cenderung mudah jatuh. Ayah dan boenda sengaja tidak memberikan atensi yg besar kalau Aira jatuh (eeerrr liat2 juga sih jatuhnya ky gimana) setiap ia terjatuh, Aira jadi terbiasa tidak menangis. Kalau sampai ia menangis, pertanda benar-benar sakit =P  Aira juga jadi terbiasa bilang “ayi ati-ati” hahaha mungkin karena saking seringnya boenda mengingatkan dirinya seperti itu ya…

Perkembangan motorik halusnya juga meningkat cukup pesat. Aira sudah mahir membuat lingkaran, dan semakin seneng menggambar. Alhamdulillahnya, ia tidak pernah mencoret-coret dinding rumah kami *jangan sampe ya naaaakk, rumah kontrakan iniiii* setiap ia mau menggambar, ia pasti akan bilang “nunda ketas ya” yaaaaahhh resikonya harus tersedia banyak kertas kosong di rumah.

Kecintaannya terhadap buku masih tinggi, terlebih di Semarang ia dapet lungsuran 9 buku cerita clara-ng. Kemanapun kami travelling, buku-buku favnya adalah barang yg wajib dibawa. Ada kegemaran baru yg 1 bulan belakang ini muncul; minta difoto! (-_-“) seriiing banget Aira mengambil bb ayah/boenda kemudian bilang “ayah/nunda poto” “potooo cetet” “enyuuummm” disertai senyum lebar.Aira juga menyukai bermain puzzle, ia sudah mahir bermain puzzle dengan 2 jigsaw. Sepertinya sudah saatnya boenda mencari permainan puzzle dengan 3 atau 4 jigsaw, karena Aira mulai terlihat bosan bermain puzzle 2 jigsawnya itu

Hal lain yg muncul, semakin seneng salat lengkap dengan memakai mukena miliknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ada hal yg bikin boenda sedih, Aira mulai sulit untuk sikat gigi, dulu masi mau disikatin boenda. Sekarang, boro-boro mau disikat! dia maunya sikat gigi sendiri, itupun seringnya cuma formalitas. Siasat menyikat giginya dengan kassa lembut di saat tidur juga kurang sukses, karena Aira jadi suka terbangun disaat giginya disikat dengan kassa. Walhasil, 2 gigi susu depan atasnya sukses karies ='( hikssss…… *semoga tidak lagi terjadi saat gigi tetapnya sudah tumbuh, amin!*

Aira menjelang usia 20m ini, sepertinya mulai masuk fase terrible two dengan munculnya tantrum di saat apa yg dia inginkan tidak terpenuhi (T_T) daaaaannn boenda belum juga sukses membuat Aira well potty trained. Selain boenda akui kurang konsisten menerapkan no diaper at all, seringnya kami bertravelling membuat Aira masih menggunakan pampers all day, menjadi  “lupa” untuk lari ke kamar mandi saat hendak pipis/pup (u__u)

 

Dari reminding perjalanan Aira 15-19 bulan ini, boenda menyadari satu hal bahwa 2 kata sakti SABAR dan KONSISTEN wajib boenda tanamkan dalam hati….

 

-siBoenda-