Minggu lalu, selama 6 hari Aira kembali menjadi gadis petualang. Rute perjalanan yang ditempuh lebih panjang dari petualangannya terakhir yang cuma ke tanjung Bira. Kali ini rute perjalanan Aira: Makassar – pare2 – palopo – tanatoraja – pare2 – makassar. Total sekitar 1014 km untuk jarak tempuhnya.
Berikut review singkatnya:
Makassar – Pare2:
Sepanjang perjalanan, jalanan yg dilalui sedang dalam proses dibeton. Konon, jalan ini udah 2 tahun lebih ga selesai-selesai juga dibetonnya. Kendalanya masih ada warga yg belum mau membebaskan lahannya untuk proyek jalan ini, terkait harga pembebasan lahannya kali yaaa…efeknya ada jalan yg sudah dibeton tapi bisa jadi terputus di tengah. Jadi perjalanan 4 jam itu terasa naik-turun. Kayak gini nih penampakan jalanannya:
Pare-pare sendiri merupakan kota pantai, tapi ada daerah yang sedikit berbukit. Nah kebetulan, tempat kami menginap ada di daerah bukit ini. Jadi bisa melihat pantai dari atas. Ini penampakannya:
Untuk penginapannya sendiri yaaaaa dont expect too much lah, terakhir nginep (kami menginap 3 malam) membuat boenda muntab. Gimana ngga mesen bubur ayam buat aira eeeh yg dianter cuma BUBUR SAMA BAWANG GORENG! etdabujuuuggg….!!!
ya begitulah, kata kuncinya DONT EXPECT TOO MUCH!
kembali ke fokus pembahasan. Yang menyenangkan dari kota ini adalah kita bisa mendapatkan barang-barang dari malay, cina dan singapur ky kue2, pie, barang2 branded dari KW 1 sampe KW super premium juga ada. Jadilah boenda ngeborong susu coklat cadfurry, teh tarik, keladi, london, pon-pon orange, dsb *tetep yee blanja*
Soal tempat makan, sempet dinner di RM dynasti. Kepiting saos padangnya, udang goreng tepung, cumi goreng tepungnya, sop ikannya endes bergendes deh! di kota ini juga ada KFC, bakso lapangan t embak senayan, rumah makan padang dan makanan lokal lainnya
Pare2 – Palopo:
Waktu tempuhnya lebih lama dari Makassar – pare2, yakni 5 jam. Ada jalanan yg rusak, tapi mendekati kota palopo jalanannya bagus. Konon, kata ayah, jalanannya udah diaspal dari 30 thn yg lalu *ga Sangka sebelumnya, krn jalannya mulus bgt* di aspal oleh perusahaan asing yg punya tambang di Soroako *healah pantes aja!* Kota Palopo ini cukup unik, merupakan kota pantai tapi berada di balik bukit. Jadi sebelum kita sampai di kota tersebut, kita pasti akan melalui jalan yg berkelok-kelok menanjak dulu.
Soal penginapan, yaaaahhh once again DONT EXPECT TOO MUCH! meskipun setiap travelling kami pasti memilih the best hotel in town, tetep aja lho, selama tinggal di Sulawesi ini, pasti ada rasa kecewa sama tempat nginepnya, dunno lah,….Di penginapan ini, kami ga pernah makan di resto hotel selain sarapan pagi. Tau kenapa? karena MEREKA GA TERIMA ORDERAN even sgelas es milo! alesannya?? BAGIAN RESTORAN SIBUK, heyaaaahhh…….padahal kan, maksud kami, udah capek di jalan maunya istirahat ga kemana-mana lagi, maunya makan di hotel aja. Yaaa karena ga terima orderan, terpaksa kami harus keluar hotel bwt makan siang dan makan malam. Untungnya ada KFC dan restoran padang. Lumayan enak lho masakan di restoran padangnya, thx God!
Palopo – TanaToraja
Uhuy! ini diaa nih serunya…Perjalanan kami menuju TanaToraja ajib banget dah! meliuk-liuk menanjak di tengah hujan deres, kabut tebal dan ancaman longsor bebatuan besar! sayang, boenda ga bisa ambil fotonya, ya karena ujan deres itu padahal kalau ga hujan, duh pemandangannyaaaa SUBHANALLAH deh! bagus banget!! Perjalanannya sih cuma 3 jam tapi karena meliuk-liuk nanjak bikin boenda sukses jackpot (baca: muntah) di mobil! gosh!! mual banget ih,…hihihihihi anak gadisnya bae-bae aja eeeeh emaknya malah yg muntah. Next time kesini kuduminum antimo kayaknyah! ini ada penampakan jalanannya, diambil waktu ayah pertama kali ke Tator di saat hari cerah (bebatuan besar itu bekas longsoran lho!) :
TanaToraja ini terkenal dengan penguburan mayatnya. Konon, penguburan mayat ini lebih rempong banyak dan makan lebih banyak biaya daripada menyelenggarakan pernikahan. Makanya, bila ada yg belum mampu menguburkan keluarganya yang meninggal. Ya udah itu mayat disimpen di deket rumah di dalam tempat penyimpanan yg kurang lebihnya seperti ini: *ssstt tempat penyimpanan ini kalau bukan buat nyimpen mayat, dipake buat nyimpen beras*
Meskipun disimpen disana bertahun-tahun, mayatnya ga bau lho. Kata ayah dukunnya hebat. Ehiyak, yang namanya penguburan pun ga seperti bayangan boenda dimana mayatnya di kubur dalam tanah seperti biasa yg boenda ketahui. Tapi di Tator ini, yang namanya penguburan mayat diletakkan di gua =)
Pemandangan di TanaToraja ini baguusss! makanya boenda jadiin judul pada postingan ini. Hamparan sawah menghijau, pohon-pohon tinggi di kelilingi pegunungan…aaahh menebar pesona banget deh! sayang kami ga bisa melihat kuburan gua nya ='(
Kota tator ini terletak di dataran tinggi. Waktu di perjalanan, GPS kami sempat menunjukkan ketinggian 1307 m dpl dengan suhu di luar mobil mencapai 16 derajat celcius. Kebayang kan dinginnya kayak gimana
Alhamdulillah, disini kami dapat penginapan yg representative (Hotel Sahid) meski jauh dari mana-mana, hotel ini well recommended lah..masakannya enak, fasilitas kumplit. Kamarnya bagus deh,lapang dengan kamar mandi bath up, padahal ratenya cuma 350.000/night lho!
Someday, harus kesini lagi deh! berangkat pagi-pagi biar ga trancam hujan dijalan jadi bisa nikmatin pemandangan plus bisa jalan ke kuburan gua nya….
TanaToraja – Pare2
Nah, dari Tator kami langsung ke pare2. Kemarin lewat Palopo karena ayah harus nemuin dealernya di Palopo. Lama perjalanan 4 jam. Dan karena cuaca cerah, kami bisa nikmatin pemandangan alamnya. Waktu lewatin daerah Enrekang, ada gunung namanya gunung nona. Konon, itu karena bentuknya mirip vagina wanita *nyengir lebar*..nah ini penampakan pemandangan di jalan:
lepas dari Enrekang, perjalanan menuju pare-pare dihiasi pemandangan pegunungan dan pohon-pohon tinggi..mendekati pare-pare perjalanan menjadi biasa saja, kanan kiri rumah warga.
Meskipun pake acara mual, muntah boenda ga kapok ah! Aira pun enjoy-enjoy aja sepertinya hehehhehe dengan catatan kalo mau ke tator, harus berangkat pagi dan nyiapin antimo! finitoooo……….
-SiBoenda-