babling, me myself, pernikahan

Menikah… ini dan itu….

Disclaimer: postingan berikut bukan bermaksud memberi judgement tertentu, tapi pure pelampiasan pikiran boenda yang mungkin kelak berguna u/anak-anak saat membaca tulisan ini, saat ga bisa mengerti jalan pikiran boenda…

Waktu memandikan Ayyash kemaren, berhubung tempat mandinya deket tv, boenda sempet denger infotainment ada 3 berita yang ketiganya bertemakan pernikahan. Nah ada 2 berita diantaranya yang menarik perhatian  alam pikiran boenda

1. Seorang komedian yang menikahi perempuan muda dengan selisih usia yang sangat jauh

2. Seorang ustadz yang kembali menikahi istri pertamanya setelah…. ummm 9 bulan bercerai

berita no 1, jujur, bikin boenda mlotot dan spontan nyeplos “WHAT?!” kaget lho dengernya, selisih usianya kaya kakek sama cucunya. Boenda mikirnya “karena cinta sih ya emang, tapi apa ga mikir  ke arah tumbuh kembang anaknya? “

bujug dah terkesan ngurus amat hidup orang yak? seperti disclaimer yang boenda tulis di atas, bukan karena ngurus amat urusan orang. Sebodo teing lah ya, toh udah nikah ini, resiko ditanggung penumpang…

Continue reading “Menikah… ini dan itu….”

babling, me myself

my baby inside

oh well,.. welcoming 3rd trisemester,

yup! already 28w 4d, ga berasa bener kehamilan sekarang tau-tau udah masuk 7 bulan ajah 😀

how’s the baby?

beratnya udah 1200-an gram, kondisinya sehat, detak jantungnya bagus, air ketuban banyak dan jernih but posisinya nih, sungsang huehehhehe emang lebih aktif sih gerakannya dibanding jaman Aira masih di perut.

Tiap kehamilan emang bener punya cerita masing-masing ya

Continue reading “my baby inside”

dunia aira, useful information

Kilas balik 15 bulan kehidupan

Tulisan ini bukan untuk menceritakan milestone anak gadis *next, i’ll do it* tapi sekedar catatan pengingat yg direfleksikan dari kehidupan Aira, belajar dari pengasuhanku terhadap Aira, memetik hal-hal apa yg dilakukan saat nanti punya anak kedua, ketiga dst *eheeemmm….*

orait, dimulai dari masa KEHAMILAN:

1. Ga perlu minum susu ibu hamil, hell yeah se-jagad raya alam semesta, cuma di Indonesia terdapat beragam jenis susu (dr hamil ampe manula) padahal yaaaa susu SUSU aje! toh yg diserap tubuh cuma kalsiumnya

2. Perbanyak asupan makanan yg hi-calc, jadiii ga kejadian berbulan-bulan setelah melahirkan, lutut berasa mau copot karena kurang kalsium. Dan sedikit-banyaknya asupan kalsium seorang ibu, sangat berpengaruh terhadap cepat lambatnya pertumbuhan gigi si anak

3. Perbanyak asupan sayur-sayuran! ini berpengaruh pada cepat dan lancarnya produksi ASI kita nanti di awal-awal kehidupan si anak. Boenda ambil kesimpulan ini, karena melihat teman-teman yang suka banget makan sayur saat hamil, pada trisemester akhir kehamilan, ASInya udah mulai keluar. Well of course, ini sangat memboost kepercayaan diri kita memberikan ASI pada anak. Kalo udah percaya diri, ASIpun keluar dengan lancar daaaan ga akan tergoda deh tuh kasih susu formula

4. Perbanyak minum air putih dan makan buah

5. Konsisten melakukan senam hamil dan jalan kaki di pagi hari dari usia 6 bulan kehamilan sampe menjelang persalinan

6. Persiapkan amunisi pengetahuan kesehatan anak, dari penanganan perawatan tali pusat, penyakit kuning, dermatitis, kolik  jadwal imunisasi, dan ttg MPASI rumahan. Ga cuma pengetahuan belanja keperluan bayi! =P

7. Cari RS yang pro IMD *IMD yg bener, bukan sekedar nempelin puting ke bayi* dan tentu pro ASI. Aira dulu IMDnya ga tuntas, cuma setengah jam an terus petugas kesehatannya langsung nempelin Aira pada puting boenda. Padahal kan harusnya biarin aja si bayi terus mencari sendiri puting ibunya. Alasan “nanti bayinya kedinginan” tidak dapat dijadikan alasan mempercepat berlangsungnya IMD, karena si bayi memperoleh kehangatan dari skin to skin contact dengan ibunya. Dan hebatnya lagi, apa-apa yg dijilat si bayi sebelum mencapai puting ibunya itu justru membangun imunitas untuk dirinya lho! Subhanallah ya

8. Cari DSOG yg pro vaginal birth, bukan yg dikit-dikit sesar, alhamdulillah waktu hamil Aira, boenda dapet DSOG yg sangat pro lahiran normal

9. Konsisten memberikan stimulus pada janin, baik dengan “mengajaknya” berbincang, mendengarkan musik *murotal Qur’an utamanya*

10. Karena sudah punya anak, konsisten melibatkan anak pertama di masa kehamilan ini, ikut mengajak si anak berbincang dengan adik yg ada dalam perut ibunya, mengajak si kakak control kehamilan, memperlihatkan kepadanya hasil USG dan memperdengarkannya denyut jantung adiknya. Ini dapat membangun kesiapannya memiliki adik dan rasa sayang kepada adiknya

masa pasca PERSALINAN :

1. Sedari awal mandiin bayi sendiri. Dulu awal-awal bulan kehidupan Aira, boenda masih belum berani mandiin. Dan konsisten memandikannya dengan air dingin, air yg baru keluar dari keran air

2. Belajar melakukan pijat bayi secara mandiri. Bayi akan lebih merasa nyaman bila dipijat oleh ibunya sendiri daripada oleh orang lain. Ini pun merupakan salah satu cara meningkatkan bounding ibu dan anak

3. Rajin memompa dan menyetok ASI, supaya produksi ASI terus stabil dan bisa lebih mudah me-manage waktu di saat harus pergi ke luar rumah

4. Tidak membiasakan anak full day memakai pampers, kenakan cloth diaper aja jadi lebih mudah mengetahui jadwal pipis dan pup, ini berdampak pada proses potty training si anak dan tentu dengan cloth diaper lebih ekonomis dan lebih “bersahabat” dengan bumi qta =D

5. Konsisten memberikan stimulus pada motorik, sensorik dan psiko sosialnya. Stimulus ini dapat berupa: memberikan mainan, membacakan buku, mendengarkan musik, diajak berbicara, diajak berenang, sering bertemu dengan keramaian, dll.

6. Konsisten memberikan nutrisi ruhiyahnya

7. Konsisten sedari awal, H+1 persalinan, mengenakan carseat pada anak di saat berada dalam mobil!

8. Membiasakan anak tidur sendiri, ga perlu ada ritual digendong-gendong dulu sebelum tidur. Konsisten meletakkannya pada box bayi. Ini bisa meminimalisir kemungkinan jatuh dari kasur

9. Konsisten melibatkan anak pertama dalam pengasuhan adiknya

10. Konsisten me-manage quality time dengan diri sendiri, suami, anak pertama dan anak kedua

ummm apalagi yah,…???

ahyak! ada lagi:

11. Patuhi jadwal imunisasi! karena efektivitas imunisasi dipengaruhi oleh ketepatan waktu pemberiannya

12. Konsisten dengan growth cart perkembangan anak tiap bulan

dunia aira, me myself

MalaiKat keCiLnya boEnda

lahirnya malaikat kecil boenda lebih cepat 10 hari dari perkiraan, semua berawal dari:

Jum’at pagi (12 Juni 2008)

Seperti biasa jam 6, di pagi hari boenda jalan-jalan pagi, belum ada 15 menit perut mulai terasa kencang, karena takut terjadi apa-apa di jalan, boenda pun pulang ke rumah (padahal biasanya boenda jalan itu sekitar 20-30 menit)

di rumah, boenda coba untuk istirahat, mempraktekan apa yg udah boenda pelajari sewaktu senam hamil. Boenda coba bawa tidur, tapi perut masih saja terasa kencang, sekitar jam setengah 8an boenda muntah-muntah, banyak sekali cairan yg keluar, boenda coba rebahan lagi, tapi ga brapa lama kejadian lagi muntah-muntah dengan jumlah cairan yg ga kalah banyaknya

helper mulai khawatir, krn pengalamannya dulu muntah-muntah itu pertanda dy mw persalinan..boenda coba tahan, atur nafas, rebahan, tp perut tetap saja terasa kencang, sesak, mual

karena udah ga tahan lagi plus khawatir terhadap kondisi janin, ayah kemudian buru-buru membawa boenda ke rumah sakit, untungnya segala tetek bengek yg dibutuhkan untuk persalinan, udah dipersiapkan jauh-jauh hari, jadi ga perlu ada episode buru-buru memasukkan barang

sesampainya di rumah sakit, boenda kembali muntah, apapun yang masuk ke mulut boenda ga berapa lama pasti keluar lagi. Diperiksa dalam oleh bidan, memang kontraksi tapi bukan kontraksi persalinan, belum ada pembukaan sama sekali padahal rasa sakit di perut udah ga bisa digambarkan lagi deh plus sesak. Boenda pun akhirnya diberi cairan infus, mencegah terjadinya dehidrasi

boenda pun kemudian di rawat inap kan, karena pihak rumah sakit ingin memastikan yg terjadi. Boenda mulai memberitahukan kondisi yg terjadi ke orangtua di jakarta dan mertua di semarang. Kedua pihak segera mengambil tindakan membeli tiket transportasi ke jember. Setelah diperiksa darah, diketahui boenda sakit thypus. Oleh dsog diberi opsi: 1. disembuhkan dulu thypusnya kemudian pulang ke rumah menunggu hari perkiraan lahir si bayi (24 juni 2008) atau 2. sekalian melahirkan dengan cara di induksi via vagina, pertimbangannya si bayi toh sudah dalam kondisi siap lahir..dsog ga memberikan opsi untuk SC karena baginya ga ada indikasi medis yang menyebabkan boenda harus SC

sampai malam hari, rutinitas boenda hari itu adalah muntah muntah muntah dan muntah, tidur pun ga bisa nyenyak, paling lama tidur itu 1 jam saja. Kami pun mulai mempertimbangkan masak2 kemungkinan untuk sekalian melahirkan, tapi opsi cenderung ke SC (karena boenda secara psikis mulai takut untuk melahirkan normal) tapi bagusnya, dsog bunda bilang:

“mba, setiap wanita itu PASTI BISA melahirkan normal, sepanjang ga ada indikasi medis yang serius, karena Tuhan sudah menciptakan komposisi tubuh untuk wanita melahirkan secara normal”

saat mama papa dan adiknya boenda datang, mereka juga mendorong boenda untuk melahirkan secara normal, segala argumen dikerahkan untuk menguatkan hati boenda. ayah?karena udah ga tahan liat boenda kesakitan, dy pun mulai mempertimbangkan opsi persalinan SC

smalam suntuk boenda susssaaaah bgt untuk tidur, setiap masuk makanan pasti keluar, masuk makanan keluar lagi (padahal banyak makanan yg enak2) mama papa vivi nyampe jember jam 1 dini hari, takut ga ngikutin prosesnya katanya

Sabtu, 13 Juni 2008

diskusi ttg normal/SC masih berlanjut hingga pagi hari saat dsog visite jam 8 pagi, adu argumen lah antara ayboend dan dsog, dsog tetap pada keyakinannya untuk persalinan normal, dy pun meyakinkan boenda bahwa induksi itu tidak seseram orang kbanyakan bilang. Induksi menjadi terasa sakit karena ritme kontraksinya dibuat teratur, kl orang lain kontraksinya perlahan-lahan, kl induksi ritmenya stabil 10 menit skali hingga brapa menit skali

Setelah diskusi yg cukup panjang, boenda akhirnya memantapkan diri untuk melakukan persalinan secara normal dengan bantuan induksi, induksi akan dilakukan pukul 10.00 melalui vagina dengan jarak pemberian 6 jam sekali dan dosis yg sangat kecil (boenda lupa berapa takaran dosisnya). Apabila 6 jam pertama induksi ga menghasilkan pembukaan, diberikan dosis berikutnya jika tetap belum juga ada pembukaan, induksi akan diberikan melalui selang infus..yah, bismillah…..

episode muntah tetap saja berlangsung, hanya saja frekuensinya berkurang mungkin karena dsog meresepkan obat untuk mengurangi rasa mual. Efek induksi belum begitu terasa hingga sore hari. Sampai jam 4 sore, belum juga ada pembukaan, maka diberilah dosis induksi berikutnya.

Di saat mertua dan kakak ipar sampai di RS (sekitar jam 7an) efek induksi mulai terasa. Perut terasa kencang. Tepat jam 10 malam (12 jam pemberian induksi) terjadi pecah ketuban, ketuban mulai merembes bnyk, dan mulai ada pembukaan

Minggu, 14 juni 2008

setelah terjadi pembukaan pertama, rasa sakit persalinan mulai terasa, masih bisa boenda tahan sih, rasanya seperti sedang mengalami pre-menstrual syndrome aja, tapi begitu jam 3 dini hari rasa sakitnya luaaarrr biaaasaaa!! bisa dibilang benar-benar meregang nyawa, sulit bernafas, perut terasa kencang

di saat genting itu, ada kejadian unik. Saking ga tahannya dgn rasa sakit yg boenda alamin, boenda teriak2 (jangan ditiru! teriak2 justru bikin energi kita terkuras percuma) ayah mencoba menenangkan boenda sambil mengingatkan teknik pernafasan yg di dapat di senam hamil, papa mengelus-elus punggung boenda, mama salat tahajud mendoakan kelancaran persalinan boenda. Secara tidak sengaja, papa memencet tombol pemanggil suster. Datanglah bidan dan suster yg sedang jaga malam. Dilihat dari waktunya, kata bidan ga mungkin udah pembukaan besar. Tapi sekitar jam 4 kurang, boenda terasa ingin buang air besar. Bidan jaga yg tadinya yakin blm ada pembukaan besar, kemudian mulai curiga, diambil lah peralatan untuk memeriksa dalam, saat diperiksa ternyata boenda udah pembukaan 8!

Bidan jaga kemudian menginstruksikan ke suster untuk menelepon dsog dan mempersiapkan ruang persalinan. Waaah itu bener2 kaya orang ngeden mw BAB deh! bidan selalu mengingatkan “jangan ngeden, jangan ngeden, tahan! atur nafas mba ayo diatur nafasnya”

sembari menunggu dsog datang, boenda langsung dibawa ke ruang persalinan, ga membutuhkan waktu lama untuk boenda menunggu, dsog datang dan 15 menit kemudian tepat saat qomat azan subuh berkumandang lahirlah malaikat kecilnya boenda, lahir dengan berat 3.65 kg panjang 51 cm

kulitnya bersih, berwarna merah, hidung mancung dengan rambut keriting…aaaahh surga dunia!

begitu lahir, pihak RS segera melakukan IMD, malaikat kecilnya boenda hanya ditutupi kain dan topi diletakkan di perut boenda. Beberapa saat dy terdiam dari tangisnya kemudian mulai mencari puting boenda sesekali menangis kemudian terdiam. Setengah jam waktu yang dy butuhkan untuk menggapai puting boenda (pengen mejengin poto IMD nya siiih, tp ga etis ah,..)

setelah IMD selesai, plasenta digunting lalu ayah menggendong untuk kali pertama dan mengazankan malaikat kecilnya boenda, sembari berdoa agar malaikat kecilnya boenda menjadi anak yang salehah.

Soal nama??huehehehe meski udah mencari calon nama sejak usia kehamilan 7 bulan, tetap saja di hari H, malaikat kecil boenda bernama

“by Ershy”

jalan-jalan, me myself, useful information

yaiy!! blanja blanjiii

Bulan ke-7 kehamilan bisa dibilang bulan yg boenda sukai! karena di bulan ini, boenda mulai searching sgala hal yang dibutuhkan malaikat kecilnya boenda kelak, mbah google menjadi andalan boenda, maklumlah waktu itu boenda cm tinggal berdua sama ayah, jauh dari sanak saudara

dengan keyword “perlengkapan bayi”, “toko perlengkapan bayi murah di jakarta”, “toko perlengkapan bayi murah di surabaya”, “nama-nama bayi”, “perawatan bayi baru lahir”

ga cuma itu, karena waktu itu boenda mempersiapkan diri persalinan di jakarta, boenda juga mencari banyak informasi mengenai dokter kandungan, rumah sakit, biaya persalinan, sampai ke peraturan naik pesawat terbang untuk ibu hamil dan membawa bayi naik pesawat terbang

berikut hasil pencarian boenda (tentunya dengan bantuan mbah google) :

perlengkapan bayi bisa diklik disini

toko perlengkapan bayi yang murah:

jakarta:

  • a. Ocha-ITC Ambasador lt.1 blok B4 no 5-6, Kuningan-Jakarta
  • b. Toko purnama, ps. jatinegara lantai dasar blok BKS no 265-267
  • c. Toko Audrey ITC cempaka mas
  • d. toko kemenangan ITC mangga 2

kalau di surabaya, berdasarkan pengalamannya boenda:

  • a. toko hompimpa, deketnya carrefour villa bukit mas, toko ini smacam FOnya perlengkapan bayi
  • b. Kitty babyshop, ada di jl kertajaya dan mayjen sungkono –>boenda lebih sering ke kitty yg ada di mayjen sungkono
  • c. suzanna babyshop, sama ky kitty ada di kertajaya dan mayjen sungkono –> lebih seneng ke kertajaya, krn lebih lengkap

pencarian dokter & rumah sakit: boenda huntingnya untuk daerah jakarta pusat, dengan ketentuan pro lahiran normal, ada tatalaksana IMDnya dan pro- ASI, waktu itu pilihannya:

  • a. YPK menteng, dr nya: Prof. Yunizaf (praktek hari rabu & jum’at: 15-17) untuk kamar:
  • kelas 1: persalinan normal, estimasi biaya: 6.750.000 (lebih dari 3 hari, kena tambahan biaya 350.000/hari) persalinan caesar: 13.800.000
  • VIP: normal: 8.500.000, SC: 17.500.000
  • RSIA tambak, dengan dr Onny khonsa, estimasi biaya
  • kelas 1: normal: 5.800.000 SC 9.900.000
  • VIP, normal: 7.800.000, sc: 13.000.000

– peraturan ibu hamil naik pesawat terbang:

  • a)Kehamilan sampai dengan minggu ke 27 : biasanya airlines akan terima tanpa surat keterangan dokter dengan mendatangani Limited Liability Statement
    b) Kehamilan diantara minggu ke 28 sampai ke 34 (termasuk) : Penumpang diharuskan membuat surat keterangan dokter yang menyatakan jumlah minggu kehamilan dan dia harus berada dalam keadaan mampu untuk melakukan perjalanan dimana surat keterangan harus memiliki masa berlaku tidak lebih dari tujuh (7) hari dari jadwal keberangkatan penerbangan. Penumpang diharuskan menandatangani Limited Liability Statement
    c) Kehamilan 35 minggu dan keatas : airlines akan menolak untuk terbang

– Kondisi yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil bepergian dengan menggunakan pesawat udara:

1. Apabila ibu hamil pernah melahirkan dengan bayi premature atau mempunyai riwayat kelainan dalam kehamilan sebelumnya

2. Adanya kelainan letak plasenta (placenta previa) pada kehamilannya

3. Usia kehamilan diatas 26 minggu dengan kontraksi rahim yang disertai sakit pinggang. Apabila hal ini terjadi maka terdapat kemungkinan ibu akan melahirkan premature.

– Anjuran dalam perjalanan :

Ketika melakukan perjalan dengan pesawat udara sebaiknya diperhatikan hal hal sebagai berikut :

1. Cukup istirahat

2. Cukup minum, karena kekurangan cairan dapat menyebabkan kontraksi uterus.

3. Cukup sering ke toilet untuk buang air kecil

4. Regangkan kaki setiap jam

5. Tegangkan otot tangan dan kaki sewaktu waktu

6. Gunakan safety belt, karena berguna mengurangi gonjangan

7. Jangan lupa membawa buku catatan pemeriksaan kehamilan, ini berguna jika sewaktu waktu memerlukan konsultasi dengan dokter kebidanan ditempat yang dituju.

Membawa bayi naik pesawat:

untuk hal ini, dikatakan bayi apabila berusia 3-23 bulan, tetap akan dikenakan biaya (tp ga sama dengan orang dewasa), beberapa maskapai akan meminta surat keterangan dokter (c/ lion air, sriwijaya) tapi ada juga yg ga kaya garuda, beri bayi anda makanan/empengan/susu/ASI sewaktu akan take-off dan landing, ga perlu memberikan kapas ke dalam telinganya

pencarian nama bayi..wah untuk keperluan satu ini, boenda sampai mendownload e-book berisi nama2 bayi, dan membeli 2 buku nama bayi di gramedia

-siBoenda-